Tag

forex

Browsing

Pengelompokan atau segmentasi Mata Uang global membantu kita untuk memahami keterkaitan antar mata uang dan faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakannya.

Dengan memahami pengelompokkan ini kita dapat menghindari “noise” di market. Yang dimaksud dengan noise ini adalah “market participant” (bisa dari institusi atau perorangan).

Noise ini bisa berasal dari para analis keuangan, lembaga keuangan atau bahkan broker anda sendiri atau dengan kata lain orang-orang dengan konflik kepentingan (conflict of interest). Maksudnya bagaimana?

Contoh Noise di Market:

Analis saham dari sekuritas A merekomendasikan untuk membeli saham sektor tambang dengan alasan A, B, C, D.

Kemudian, investor yang mendengar kabar tersebut bereaksi membeli saham sektor tambang. Padahal client-client dari perusahaan sekuritas A lah yang ingin melepas saham sektor tambang yang masih dipegangnya dengan harga tinggi.

Contoh lainnya, di tahun 90an terkenal dengan “Silver Manipulation” yang ternyata dibalik itu terungkap nama Warren Buffet dan PhiBro.  “Market Manipulation: The Greatest Scam of All Time”.

Noise ini ada di semua pasar, tidak terkecuali di pasar forex spot dan komoditi. Untuk memfilter noise di market ini, Panduan Trading selalu merekomendasikan menggunakan Trading Tools dalam bertransaksi untuk menghindari subyektifitas dan berita-berita yang  belum tentu benar.

Panduan kali ini ingin membahas tentang bagaimana Investment Bank mengelompokkan mata uang (currency) dari dan bagaimana mereka menangkap peluang di forex market. Ini adalah fundamental yang harus dipahami trader di forex market untuk memfilter noise di market.

kategori forex market

 

Definisi dari Investment Bank…
G10 Currencies
US Dollar USD
Euro EUR
Japanese Yen JPY
British Pound GBP
Swiss Franc CHF
Australian Dollar AUD C
New Zealand Dollar NZD C
Canadian Dollar CAD C
Swedish Krona SEK
Norwegian Krone NOK C
Emerging Currencies (EMEA)
Czech Koruna CZK
Egyptian Pound EGP C
Hungarian Forint HUF
Iceland Koruna ISK C
Israeli Shekel ILS
Polish Zloty PLN
Romanian Leu RON
Russian Rouble RUB C
South African Rand ZAR C
Turkish Lira TRY C
Ukrainian Hryvnia UAH C
Emerging Currencies (EMEA / GCC)
Kuwaiti Dinar KWD CP
Saudi Arabian Riyal SAR CP
UAE Dirham AED CP
Bahrainian Dinar CP
Omani Riyal CP
Qatar Riyal CP

*EMEA (Europe, Middle East & Africa). *GCC (Gulf Council Cooperation)

Emerging Currencies (Asia)
Chinese Yuan CNH CP
Hongkong Dollar HKD P
Indian Rupee INR C
Indonesian Rupiah IDR C
Kazakhstan Tenge KZT C
Korean Won KRW
Malaysian Ringgit MYR C
Phillipine Peso PHP
Singapore Dollar SGD P
New Taiwan Dollar TWD
Thai Baht BHT
Vietnamese Dong VND
Emerging Currencies (LATAM)
Argentine Peso ARS C
Brazilian Real BRL C
Chilean Peso CLP C
Colombian Peso COP C
Mexican Peso MXN C
Peruvian New Sol PEN C

*LATAM (Latin America)

Keterangan:

  • C    : Commodity Float
  • P    : Pegged
  • CP : Commodity Pegged

 

Bagi seorang trader volatilitas adalah penting untuk dipahami.  Sebuah event baik political event atau macro economic event akan menciptakan volatilitas, dimana volatilitas akan meningkatkan peluang trading (trading opportunity).

Untuk itu penting dipahami pengelompokan (segmentasi) mata uang karena kondisi ekonomi satu negara dengan negara lainnya memiliki keterkaitan.

Selain mengkategorikan / segmentasi mata uang berdasarkan lokasi (geographical), segmentasi lainnya dibagi berdasarkan potensi peluang trading.

Currency “Regime” (Floating / Pegged) dan pengaruhnya terhadap faktor “Exogenous” mitra dagang suatu negara lebih penting dari pada sekedar faktor lokasi (geographical).

Salah satu aspek penting dalam trading Forex adalah anda harus memahami kejadian atau peristiwa apa yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan volatilitas dan bagaimana kita dapat meraih peluang tersebut.

Semakin tinggi volatilitas, semakin tinggi keuntungan yang dapat diraih.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya volatilitas biasa disebabkan oleh Macro Economic Event dan Political Event atau bahkan (National Security) kondisi keamanan suatu negara.

Beberapa contoh Peristiwa yang Memiliki Dampak Besar Terhadap Forex Market:

  • Peristiwa referendum Britania Raya keluar dari kawasan Uni Eropa (Brexit),
  • Bank Sentral Swiss (SNB) memutuskan untuk melepas Peg mata uang Swiss Franc (CHF) terhadap Euro,
  • Bank Sentral Inggris (BOE) memutuskan untuk keluar dari European Exchange Rate Mechanism (ERM),
  • Pemilu Pesiden AS terpilihnya Donald Trump,
  • Bencana alam Fukusima Jepang,
  • 97-98 Asian Financial Crisis dsb.

 

Empat Kategori Utama dari Segmentasi:
  1. Ex Commodity Floating
  2. Ex Commodity Pegged
  3. Commodity Floating
  4. Commodity Pegged

 

1. FOREX Market (Ex Commodity) Floating
Developed Float CODE
US Dollar USD
Euro EUR
Japanese Yen JPY
British Pound GBP
Swiss Franc CHF
Swedish Krona SEK

 

EMEA Float CODE
Czech Koruna CZK
Hungarian Forint HUF
Israeli Shekel ILS
Polish Zloty PLN
Romanian Leu RON
Ukrainian Hryvnia UAH

 

Asia Pacific Float CODE
Korean Won KRW
Phillipine Peso PHP
New Taiwan Dollar TWD
Thai Baht BHT
Vietnamese Dong VND

 

LATAM Float CODE

 

2. FOREX Markets (Ex-Commodity) Pegged
Developed (ExCom) CODE
Danish Krone* EUR/DKK

 

Asia (ExCom) CODE
Hongkong Dollar USD/HKD
Singapore Dollar SGD/?

 

3. FOREX Markets (Commodity Floating)
Developed Commodity Float CODE
Australian Dollar AUD
New Zealand Dollar NZD
Canadian Dollar CAD
Norwegian Kroner NOK

 

EMEA Commodity Float CODE
Egyptian Pound EGP
Icelandic Krona ISK
Russian Rouble RUB
South African Rand ZAR
Turkish Lira TRY

 

Asia Commodity Float CODE
Indian Rupee INR
Indonesian Rupiah IDR
Kazakhstan Tenge KZT
Malaysian Ringgit MYR

 

LATAM Commodity Float CODE
Argentine Peso ARS
Brazilian Real BRL
Chilean Peso CLP
Colombian Peso COP
Mexican Peso MXN
Peruvian Peso PEN

 

4. FOREX Markets (Commodity) Pegged
EMEA Commodity PEG CODE
Kuwaiti Dinar KWD/?
Saudi Arabian Real USD/SAR
UAE Dirham USD/AED
Bahrainian Dinar BHD/USD
Omani Rial OMR/USD
Qatar Riyal USD/QAR

 

Asia Commodity Pegged CODE
Chinese Yuan CNH/?

 

Penjelasan…

Dari tabel diatas, apabila dijumlahkan kita memiliki 46 mata uang. 36 mata uang menggunakan Floating Currency Regime dan 10 mata uang menggunakan Pegged / Fixed Regime.

Dari 46 mata uang, tinggal 36 mata uang saja yang memiliki potensi untuk ditransaksikan di Forex spot market karena 10 mata uang tersebut masuk ke dalam kategori Pegged / Fixed Regime, sehingga pergerakannya dibatasi (diintervensi di level tertentu) oleh Bank Sentral negara bersangkutan.

Kemudian dari daftar diatas, 17 mata uang menggunakan Floating Regime. Yang termasuk dalam kategori ini adalah “Ex-Commodity Floating” / Non Commodity Currencies yang berarti mata uang negara tersebut tidak terpengaruh signifikan terhadap perubahan harga komoditi.

19 mata uang lainnya termasuk ke dalam “Commodity Currencies” yang berarti mata uang negara tersebut memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi.

Dari 19 mata uang tersebut, 4 mata uang masuk ke dalam G10 Currencies / Develop Economies dan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi.

 

Contohnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Korelasi Australian Dollar AUDUSD (Develop Commodity Float) terhadap Index Komoditi:

australian dollar korelasi terhadap perubahan komoditi

Dengan penurunan harga komoditi global, mata uang yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi juga akan mengalami pelemahan.

Harga komoditas berada di puncaknya pada tahun 2011, dan hingga sekarang masih dalam trend menurun (downtrend).

 

Contoh Lainnya:

Korelasi Palm Oil (minyak sawit) dengan Mata Uang Malaysian Ringgit (Asia Commodity Float). Sebagai negara penghasil Palm Oil terbesar di dunia pertumbuhan ekonomi Malaysia bergantung terhadap hasil ekspor Palm Oil.

Dengan pelemahan harga komoditi Palm Oil tentunya ini berdampak signifikan terhadap mata uang Ringgit Malaysia.

 

Selanjutnya…

 

Seluruh mata uang yang masuk dalam kategori LATAM (Latin America) menggunakan Floating Regime, namun memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi. (Commodity Float).

Mata uang negara yang masuk ke dalam kategori EMEA (Europe, Middle East & Africa) yang menggunakan Pegged / Fixed Regime adalah negara-negara GCC (Gulf Cooperation Country).

Denmark adalah satu-satunya negara yang masuk ke dalam Develop Economy dengan Pegged / Fixed Regime. Danish Krone (DKK) dipatok pergerakannya (pegged) terhadap Euro.

Hongkong Dollar (HKD) dan Singapore Dollar (SGD) adalah mata uang Asia yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi namun pergerakannya dipatok (pegged) terhadap mata uang negara tertentu (menggunakan Pegged / Fix Regime).

Chinese Yuan (CNH) adalah satu-satunya mata uang diluar GCC (Gulf Cooperation Council) yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan harga komoditi dan juga dipatok pergerakannya (pegged) terhadap US Dollar.

Singapore Dollar (SGD) dan Kuwaiti Dinar (KWD) adalah mata uang yang menggunakan Pegged / Fixed Regime namun tidak mempublikasikan secara terbuka mata uang negara tersebut dipatok pergerakannya terhadap mata uang apa.

segmentasi forex 01

segmentasi forex 03

Sumber: Anton Kreil of Instutrade (ex Goldman Sach Trader)

 

Demikian panduan singkat mengenai definisi dan kategorisasi (segmentasi) Mata Uang menurut Investment Bank. Definisi dan kategorisasi lembaga keuangan lain mungkin akan terdapat sedikit perbedaan. Dengan memahami kategorisasi ini semoga dapat memberikan tambahan wawasan (fundamental) tentang forex market.

 

The Power of 7 adalah strategi trading sederhana yang khusus diterapkan untuk pasangan mata uang EURUSD dengan timeframe H1. Strategi ini digunakan dengan mengacu pada level high dan low pada candlestick pukul 07.00 WIB sebagai acuan untuk memprediksi arah harga selanjutnya.

Dalam penerapan Power of 7, jika candle setelah jam tersebut ditutup di atas high candle jam 07.00 (breakout high), maka bisa diasumsikan harga akan naik. Jadi posisi yang kita ambil adalah buy. Sebaliknya jika candle setelah jam tersebut ditutup di bawah low candle jam 07.00 (breakout low), maka bisa diasumsikan harga akan turun. Jadi posisi yang kita ambil adalah sell.

Harus diperhatikan bahwa pengambilan posisi dilakukan pada candle beriktnya sesudah harga terkonfirmasi close di atas atau di bawah low candle jam 07.00. Contoh, jika high candle jam 07.00 ada di harga 1.0880, kemudian harga pada candle jam 11.00 close di 1.0900, maka posisi entry buy adalah pada harga di awal candle jam 12.00.

 

Strategi Trading Sederhana The Power of 7 1
Gambar 1. Candlestick Jam 07.00 di Monex Trader

 

Take Profit dan Stop Loss

Target profit untuk setiap posisi minimal sebesar 15-20 poin jika target telah tercapai saat berlangsungnya pasar Asia. Tetapi jika breakout high atau low candlestick terjadi saat berlangsungnya pasar Eropa atau Amerika, maka target bisa diperbesar menjadi 2 kali lipatnya. Apabila target belum tercapai dan terjadi reversal, maka closing candle reversal tersebut menjadi level cut loss. Pada candle berikutnya, kita berbalik arah mengikuti aturan breakout high/low candle jam 07.00 lagi. Setiap posisi harus memakai sistem target profit sesuai market-nya.

 

Strategi Trading Sederhana The Power of 7 2
Gambar 2. Candlestick Confirm Breakout High/Low Jam 07.00

 

Rejection & Reversal

Setelah harga pada candle closing breakout high/low, tetapi target belum tercapai. Kemudian terjadi koreksi dan closed candle masih dalam koridor high/low jam 07.00, maka inilah yang disebut dengan rejection. Trader yang berkarakter agresif dapat menambah posisi baru dengan target yang sama. Namun, jika harga terus berlawanan arah dengan breakout awal yang sudah terkonfirmasi, kemudian closed pada arah sebaliknya, maka inilah yang disebut dengan reversal. Posisi yang sudah ada mengikuti breakout high/low awal harus dicut-loss pada harga closing-nya, dan ambil posisi baru mengikuti breakout high/low terakhir dengan target profit sesuai market-nya.

 

Strategi Trading Sederhana The Power of 7 3
Gambar 3. Rejection & Reversal

 

Strategi Trading Sederhana The Power of 7 4
Gambar 4. Target Tidak Tercapai & Reversal

 

Berdasarkan hasil pengujian dan back-test, tingkat akurasi strategi trading the Power of 7 mencapai lebih dari 70%. Penggunaannya juga sangat mudah bahkan untuk trader pemula sekalipun. Namun perlu kedisiplinan dalam penerapan target profit dan cut loss agar tercapai hasil yang optimal.

 

Autochartist adalah sebuah tools atau alat yang dirancang untuk membantu trader dengan memberikan peluang-peluang trading dalam sebuah periode waktu.  Salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan dalam trading adalah probabilitas. Persentase peluang yang dipakai oleh trader sebagai parameter bisa berbeda-beda, tergantung pada strategi yang digunakannya.

Seberapa besar peluang atau akurasi suatu sinyal trading yang ideal untuk seorang trader atau nasabah produk berjangka? Jawabannya sangat bervariasi. Ada trader yang menetapkan rasio peluangnya harus di atas 60%, tidak sedikit yang mematok batas minimal 70% dan banyak juga yang menginginkan persentase peluang lebih tinggi. Namun pada dasarnya sebagian besar trader pasti menginginkan tingkat akurasi setinggi mungkin dalam trading.

 

autochartist forex trading monex

 

Untuk mendapatkan informasi besaran peluang yang tersedia di pasar, trader kini bisa memanfaatkan Autochartist. Fitur trading ini mampu memberikan sinyal otomatis untuk mengeksekusi posisi serta menyediakan tingkat peluang berdasarkan pola harga dan produk yang ditransaksikan. Statistiknya diambil berdasarkan data historis selama 6 bulan.

 

Tingkat Akurasi Autochartist Berdasarkan Pola Harga (Pattern)

Autochartist memiliki statistik tingkat akurasi suatu pola harga yang cukup tinggi, baik untuk pola yang sedang terbentuk maupun pola yang sudah final. Salah satu contohnya adalah pola harga (pattern) double top. Jumlah total pola yang terbentuk selama 6 bulan terakhir adalah 177 kali, dan 151 kali di antaranya berhasil mencapai target perkiraaan harga. Jadi, tingkat akurasi yang dimiliki adalah 85%.

Tabel berikut ini menunjukkan pola harga yang mempunyai tingkat akurasi mulai dari 50% hingga 100%. Warna hijau menunjukkan tingkat akurasi minimal 70%. Warna merah memperlihatkan tingkat akurasi di bawah 60%. Tabel ini dapat memberikan gambaran pola harga yang menghasilkan tingkat akurasi tinggi dan pola yang paling sering terjadi.

 

tabel autochartist monex

Tingkat Akurasi Autochartist Berdasarkan Produk

Sistem Autochartist menyediakan statististik produk-produk dengan akurasi pola pembentukan harga tertinggi. Contohnya adalah pasangan mata uang EUR/USD.m, yang membentuk pola sejumlah 542 dan memenuhi target harga sejumlah 410. Tingkat akurasinya adalah 76%. Kotak warna hijau adalah tingkat akurasi minimal 70% dan selebihnya di bawah 70%.

Tingkat Akurasi Autochartist Pola dan Produk

Penggabungan tingkat akurasi pola dan produk akan membuat trading lebih efektif. Caranya adalah dengan lebih dahulu melihat statistik dari suatu pola yang terbentuk di chart, kemudian melihat statistik produk. Bagaimana melihat peluangnya? Contoh kasus: pola channel up terjadi pada mata uang EUR/ USD.m. Pertama, trader perlu melihat statistik pola channel up (sebesar 73%), kemudian melihat statistik EUR/USD.m (sebesar 76%). Tingkat akurasi pola dan produk sama-sama di atas 70% sehingga dianggap cukup membuat trader lebih confidence saat mengeksekusi posisi.

 

 

Relative Strength Index (RSI) pertama kali diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. Pada tahun 1978 dalam bukunya yang berjudul ‘New Concepts in Technical Trading Systems’. Indikator ini merupakan Momentum Oscillator yang mengukur kecepatan dan perubahan harga produk keuangan. RSI bergerak antara kisaran 0 hingga 100 dan berdasarkan teori Wilder, periode standarnya adalah 14.

Indikator RSI biasa dipakai untuk strategi trading Overbought/Oversold dan strategi trading Failure Swing. Berikut penjelasan strateginya:

 

Strategi Overbought dan Oversold

Secara praktis, RSI disebut overbought (jenuh beli) apabila indikator berada di atas level 70, dan oversold (jenuh jual) jika berada di bawah level 30.

Entry jual dilakukan:

  • Ketika sinyal RSI naik ke atas level overbought dan baru dieksekusi saat sinyal RSI yang naik tersebut berbalik turun.
  • Take profit dilakukan ketika sinyal RSI berbalik naik setelah berada di bawah level overbought.
  • Stop loss dilakukan ketika sinyal RSI masih di level overbought dan berbalik naik membentuk level tinggi baru.

strategi trading wilder rsi entry jual overbought

Entry beli dilakukan:

  • Ketika sinyal RSI turun ke bawah level oversold dan baru dieksekusi saat sinyal RSI yang turun tersebut berbalik naik.
  • Take profit dilakukan ketika sinyal RSI berbalik turun setelah berada di atas level oversold.
  • Stop loss dilakukan ketika sinyal RSI di bawah level oversold dan berbalik turun membentuk level rendah baru.

strategi trading wilder rsi entry beli oversold

 

Strategi Failure Swing (Gagal Ayun)

Menurut Wilder, gagal ayun juga merupakan indikasi kuat sinyal reversal (balik arah) yang tertunda. Sinyal gagal ayun ini sepenuhnya terfokus pada sinyal RSI serta mengabaikan pergerakan harga dan semua sinyal-sinyal dari divergence.

Ada dua strategi Failure Swing (Gagal Ayun) :

– Bullish Failure Swing

– Bearish Failure Swing

Bullish Failure Swing terbentuk ketika RSI bergerak ke bawah level oversold, berbalik ke atas oversold kemudian kembali turun tetapi bertahan di atas level oversold dan kembali naik menembus level tertinggi sebelumnya. Penembusan ini menjadi indikasi sinyal beli. Level stop loss dipersiapkan saat RSI kembali turun ke bawah level tertinggi yang ditembus tersebut.

strategi trading wilder rsi entry beli bullish failure swing

Hal sebaliknya juga berlaku pada Bearish Failure Swing, yang terbentuk ketika RSI bergerak naik ke atas overbought, terkoreksi ke bawah overbought kemudian kembali naik tetapi bertahan di bawah level overbought, lalu kembali turun menembus level terendah sebelumnya. Sinyal jual terbentuk ketika RSI kembali turun ke bawah terendah sebelumnya, dengan level stop loss dipersiapkan saat RSI kembali naik menembus ke atas level terendah tersebut.

strategi trading wilder rsi entry jual bearish failure swing

 

Penutup

Indikator RSI Wilder dapat digunakan untuk periode grafik apapun, tetapi sangat tidak disarankan untuk timeframe di bawah 15 menit (M15) karena sinyal yang terbentuk relatif terlalu sempit. Penggunaannya paling banyak diterapkan pada periode 4 jam (H4). Pemahaman dan penguasaan indikator ini akan sangat membantu pemanfaatan peluang trading anda.

 

 

Masih banyak pandangan atau paradigma masyarakat terutama di Indonesia yang menganggap bahwa lebih baik berinvestasi di sektor riil daripada non-riil. Karena sektor riil merupakan bidang yang “Jelas” terlihat, seperti menghasilkan produk barang dan jasa, seperti di bidang properti, manufaktur, perdagangan retail dan lain sebagainya. Kalaupun ada yang hendak menanamkan uangnya di sektor non-riil, maka pilihan lebih banyak jatuh pada saham dan reksa dana, bukan forex, karena lebih terlihat riil.

Namun, seiring dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat dan mudahnya akses informasi di Indonesia, maka saya yakin seperti halnya di banyak negara maju, forex dan produk berjangka lainnya akan menjadi salah satu alternatif pilihan selain saham dan reksa dana. Pada dasarnya setiap instrumen keuangan memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda-beda, tinggal bagaimana calon nasabah memahami apakah instrumen keuangan tersebut sesuai dengan rencana dan tujuan. Besarnya return yang dapat diberikan dan likuiditas forex trading menjadi salah satu keunggulan investasi di sektor ini. Ditambah lagi pemerintah sudah mulai berperan aktif sebagai regulator dalam produk perdagangan berjangka (seperti forex, komoditi, indeks dan cfd).

Adanya keengganan berinvestasi di sektor forex trading disebabkan oleh kurangnya edukasi khususnya terhadap para investor baru dan karakter bisnis ini yang “high risk high return” dari forex trading memang membuat siapa saja dapat memperoleh keuntungan secara besar dalam tempo waktu yang sangat singkat. Hal ini juga seperti pedang bermata dua; apabila kita dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar, maka resiko kerugian pun sama besarnya dan berbanding lurus. Namun sesungguhnya, dengan penguasaan teknik analisis trading, informasi market yang akurat dan mental investor yang stabil, keuntungan akan mudah diraih.

Masih banyak orang yang mengatakan bertransaksi forex sama dengan judi. Anggapan ini kian santer dengan adanya beberapa nasabah yang mengalami kerugian ada instrumen investasi yang satu ini. Namun benarkah demikian? Mari kita telusuri lebih jauh perbedaan Forex dengan Judi. Forex dan Judi memang sama-sama memiliki unsur spekulasi. Namun forex memiliki instrumen analisis dan prediktor dalam membaca situasi kedepan. Artinya, unsur spekulasinya lebih kecil dari nilai kepastian prediksi, sehingga dapat disimpulkan investasi ini bukanlah sekedar ajang spekulasi. Sementara judi lebih mengandalkan ilmu probabilitas (peluang) saja.

Dalam judi, karena hanya mengandalkan unsur spekulasi, peluang menang sangat kecil. Sedangkan dalam forex, peluang menang adalah tinggi asal saja kita memiliki kemampuan analisis dan money and risk management yang baik. Pertimbangan lainnya adalah seandainya forex adalah perjudian, tentunya investasi ini akan dilarang oleh pemerintah. Dan ini tidak berlaku di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara lain di dunia. Sebaliknya, keberadaan forex malah semakin menguat dan mekanismenya pun diatur dalam peraturan perundang-undangan. Perputaran uang yang terjadi di situ juga terbesar dibanding produk bursa lainnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa forex bukanlah judi yang lebih mengandalkan probabilitas. Adanya nasabah yang mengalami kerugian besar di forex (banyak terjadi di kalangan pemula) yang menyebabkan adanya anggapan bahwa forex sama dengan judi. Padahal banyak penyebab kerugian dari trader pemula adalah diri mereka sendiri. Banyak trader pemula yang mungkin tahu tentang forex trading, namun tidak cukup menguasainya. Karena kurangnya pemahaman instrumen analisis yang ada, potensi kerugian menjadi lebih besar dan itulah yang terjadi pada kebanyakan trader pemula.

Namun demikian, untuk mengatasi kerugian ini sudah disiapkan fasilitas manajemen resiko (risk management) dalam sistem untuk memanage resiko yang besar dalam berinvestasi forex yang berguna untuk membatasi kerugian serta mengambil titik profit tanpa harus dijaga oleh sang investor sendiri. Fasilitas-fasilitas yang tersebut diantaranya adalah seperti “stop loss”, “limit”, “market order” dan “trailing stop”. Jadi, meskipun beresiko, namun tidak sepenuhnya demikian.

Di negara-negara maju, sektor ini menghasilkan profesi baru dan mengembangkan lingkungan pendukung untuk para trader professional. Mengapa? Sebab menganalisis sebuah pergerakan harga memerlukan sebuah pengetahuan, skill dan pengalaman yang cukup. Tidak bisa dalam satu atau dua hari dipahami semuanya. Perlu waktu untuk menjadi untuk menjadi profesional di dunia forex.

Kerugian di pasar berjangka seringkali terjadi karena investor belum memahami leverage dan pergerakan harga. Keuntungan berpotensi terjadi apabila investor bertransaksi dengan rencana trading yang jelas dan terukur.

Terlepas dari sisi resiko yang yang ada, forex trading sangat menjanjikan sebagai sebuah salah satu peluang bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan besar dalam tempo singkat. Tidak sedikit trader yang mampu menghasilkan keuntungan ratusan bahkan ribuan persen dalam jangka waktu tahunan, bulanan bahkan mingguan.