Di dalam trading, terlambat mengenali perubahan trend bisa berakibat fatal terhadap modal Anda. Trend adalah teman yang perlu Anda rangkul.
Pernahkah Anda menemukan mata uang yang awalnya bergerak naik (uptrend) yang awalnya baik-baik saja, namun tiba-tiba tren tersebut berubah drastis menjadi turun (downtrend) dalam waktu cepat dan pola ini berlangsung berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Trend merupakan representasi kekuatan pasar. Tentu saja Anda tidak mungkin bisa melawan pasar. Jika tidak bersahabat dengan trend, itu artinya Anda menyatakan permusuhan dengan pasar.
Karena tidak mungkin melawan pasar, maka satu-satunya jalan adalah Anda harus mengikuti kemana pasar bergerak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda harus bisa mengidentifikasi trend yang sedang berjalan.
Tanpa pemahaman trend yang baik, sudah dipastikan Anda mengalami kesulitan untuk menentukan posisi masuk pasar.
Sayangnya trend bersifat fluktuatif dan dinamis, maka itu dari waktu ke waktu tren akan terus mengalami perubahan.
Pada umumnya, ada tiga jenis tren pergerakan harga, yaitu uptrend (tren naik), downtrend (tren turun), dan sideways (tren datar). Istilah lain dari tren yaitu kecenderungan.
Jadi, jika kondisi pasar sedang uptrend, maka kondisi tersebut dapat juga disebut cenderung naik. Begitu juga dengan kondisi lainnya; downtrend (cenderung turun) dan sideways (cenderung datar).
Dilihat dari jenisnya, trend terbagi menjadi 2 bagian yaitu major trend (disebut juga impulse) dan minor trend (disebut juga koreksi/corrective).
Selain itu, Anda harus bisa mengenali potensi perubahan arah pasar agar tidak merasa tertipu. Bisa saja, suatu saat ketika Anda mengira harga akan tetap naik, ternyata arahnya berubah menjadi turun.
Ataupun, ketika Anda mengira pasar akan segera berbalik arah, kenyataannya pasar masih melanjutkan arah sebelumnya.
Lalu, bagaimana cara Anda bisa mengenali perubahan trend?
1. Indentifikasi Perubahan Trend dengan Trendline
Trendline adalah alat yang sangat penting dan umum digunakan sebagai analisis teknikal dalam trading forex (/forex-trading).
Selain berfungsi sebagai support (dalam uptrend) dan resistance (dalam downtrend), trendline merupakan salah satu alat paling sederhana untuk dapat mengenali arah trend.
Salah satu ciri dari perubahan trend tersebut adalah tembusnya trendline yang dapat dijadikan indikasi awal bahwa harga kemungkinan berubah arah.
Trendline dianggap tembus apabila seluruh body candlestick yang terbentuk berada diluar garis trendline. Contoh pada grafik berikut ini:
Trading dengan menggunakan trendline bisa Anda lakukan dengan menghubungkan dua titik terendah atau tertinggi dalam sebuah pergerakan harga yang sedang di observasi.
Syarat untuk menarik garis trendline yang valid adalah paling tidak terdapat dua puncak dan dua bottom yang dapat dihubungkan.
2. Skenario Non-Failure Swing
Dalam buku Technical Analysis of the Financial Markets karya John J. Murphy, disebutkan bahwa, “ada dua kondisi yang bisa memberikan petunjuk berakhirnya sebuah trend.”
Kedua kondisi tersebut adalah kondisi non-failure swing dan failure swing. Kondisi non- failure swing adalah sebuah pergerakan harga yang langsung menembus titik top atau bottom terakhir.
Indikasi perubahan trend terjadi ketika harga menembus titik puncak (peak/top) atau lembah (trough/bottom) yang terakhir.
Coba Anda perhatikan ilustrasi berikut ini!
Kita mulai dengan gambar 1, apa yang terjadi pada gambar diatas?
Gambar tersebut memperlihatkan perubahan arah trend dari naik ke turun. Harga berhasil menembus bottom terakhir (A) dan membentuk bottom yang lebih rendah (C).
Kemudian, pada saat itu pasar membentuk puncak lagi (D) yang tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya (B), di mana penurunan terjadi dan menembus support (C) lalu bergerak menuju titik E.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan harga pada Gambar 2?
Gambar tersebut memperlihatkan terjadinya proses pembalikan dari arah turun menjadi naik. Harga berhasil menembus puncak terakhir (A) dan membentuk puncak yang lebih tinggi (C).
Pada saat itu, pasar membentuk lembah lagi (D) yang tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya (B), di mana kenaikan terjadi dan menembus resistance (C) lalu bergerak menuju titik E.
Cukup mudah bukan? Bagaimana dengan Skenario Failure Swing?
3. Skenario Failure Swing
Berbeda dengan non-failure swing, pada failure-swing tidak ada pull-back. Tujuan
mendeteksi failure swing adalah mencari indikasi kuat dari pembalikan arah harga.
Failure swing dapat terjadi bila indikator berada di wilayah overbought atau oversold dan menandakan bahwa trend saat ini melemah sehingga pembalikan arah trend mungkin saja terjadi.
Untuk lebih mudahnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Pada gambar diatas terlihat posisi dimana setelah garis menembus titik C, harga dengan cepat bergerak menuju E tanpa adanya koreksi atau pull-back lagi.
Namun perhatikan, titik D pada saat di posisi uptrend tak pernah lebih tinggi daripada titik B. Sebaliknya, pada saat titik D berada di downtrend posisinya tak pernah lebih rendah daripada titik B.
Cukup simpel bukan untuk mengenali skenario Failure swing?
4. Identifikasi Perubahan Trend dengan mengenali Reversal Pattern
Reversal pattern merupakan suatu pola pergerakan harga yang dapat memberikan sinyal kuat bahwa harga memiliki kemungkinan besar untuk berbalik arah dari tren sebelumnya.
Dengan mempelajari pola pergerakan harga di masa lalu, Anda dapat memperkirakan ke mana arah pasar selanjutnya jika pola yang sama muncul kembali.
Jika pada saat posisi uptrend atau downtrend dan pola ini muncul, maka diperkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah trend sebelumnya.
Apa saja pola yang dapat mengindikasikan bahwa trend berakhir dan berpotensi berbalik arah?
4.1. Double top dan Double bottom
Double top dan double bottom merupakan pola pembalikan arah harga yang sangat sering dijumpai pada pergerakan harga pasar.
Pola ini termasuk salah satu pola dengan frekuensi kemunculan tertinggi karena formasinya mudah untuk dikenali.
Patut diingat bahwa harga tidak perlu menyentuh level resistance atau support sebelumnya tetapi mungkin bergerak mendekati harga tertinggi atau terendah sebelumnya.
4.2. Triple top dan Triple bottom
Pola harga ini termasuk ke dalam varian dari pola harga sebelumnya.
Bedanya hanya pada akurasi dari pola ini sedikit lebih tinggi karena menunjukkan reaksi kuat pada titik Resistance dan Supportnya.
4.3. Head and Shoulders
Head and Shoulders merupakan pola reversal yang ketika terbentuk, mengidentifikasikan bahwa harga akan bergerak berlawanan dengan tren yang terbentuk sebelumnya.
4.4. Inverse Head and Shoulders
Pola ini mengindikasikan bahwa harga siap untuk bergerak naik dan biasanya terbentuk ketika terjadi saat trend turun.
Pola kebalikan dari head and shoulder ini dibentuk dari sebuah titik terendah (lowest-low) yang diapit oleh dua titik terendah lain (yang tidak serendah kepala) sebagai “bahu”nya.
5. Indentifikasi Perubahan Trend dengan Moving Averages
Moving Averages tidak diragukan lagi adalah salah satu indikator yang populer dalam dunia online trading.
Meskipun Moving Averages adalah indikator yang sifatnya lagging, namun indikator ini dapat memberikan konfirmasi yang efektif saat trend harga mengalami perubahan.
Kesimpulan
Mengenali potensi pembalikan arah trend merupakan hal paling wajib yang harus Anda ketahui agar bisa segera mengamankan keuntungan ataupun membuang transaksi yang merugi agar tak terseret lebih jauh.
Meskipun penting untuk mengikuti trend dan memanfaatkannya dalam melakukan transaksi di trading forex, Anda tetap harus mengetahui kapan waktu terbaik untuk keluar dari pasar.